Hal pertama dan terpenting yang dapat membuat seseorang menjadi unggul di dunia dan akhirat adalah kejernihan berpikir. Secara ilmiah, jelas bahwa orang yang memiliki kemampuan kontrol emosi dan pengendalian pikiran yang baik, dialah yang akan dapat berbuat dan berpikir dengan jitu. Karena setiap orang yang kontrol emosinya tidak baik, dia tidak akan bisa melakukan sesuatu dengan tepat dan tidak akan bisa menggali potensi terbesar yang ada pada dirinya. Tegasnya, hanya orang-orang yang mempunyai kemampuan mengendalikan diri dengan baiklah yang akan tampil unggul.

Kitabullah Alquran menjawab, konsep yang terpenting agar seseorang bisa berpikir jernih dan tertuntun dengan baik adalah "Alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub..." (QS Ar Ra'd 13: 28). Dengan kata lain, apa pun yang ingin bisa mendapatkan kemampuan menggali potensi yang ada, sehingga dia menjadi orang yang sanggup menguasai diri dan sanggup berpikir serta bertindak jernih, kunci utamanya adalah harus mempunyai keahlian berdzkir kepada Allah. Tanpa ini sungguh berbahaya karena orang yang mempunyai keunggulan tanpa ingat kepada Allah, niscaya keunggulannya itu akan menjadi alat kebinasaan dan kehinaan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan, demi Allah tidak akan pernah membuat hati kita menjadi tenang. Betapa banyak orang yang menjadi hina dan sengsara karena perkara duniawi tersebut. Karenanya konsep pertama yang harus dimiliki kalau ingin unggul di dunia dan akhirat adalah mempunyai keunggulan dzikir kepada Allah, sehingga kita selalu berada dalam ketentraman. Allah Azza wa Jalla pun berfirman, "Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung." (QS Al Jumuah 62: 10). Mengapa? Karena Allah akan selalu ingat kepada orang yang mengingat nama-Nya. Kalau kita senantiasa ingat kepada Allah sedangkan Dia-lah yang menciptakan kita, yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita, yang menyusun bakat pada diri kita, dan Dia pula yang memiliki segala-galanya, maka apa sulitnya bagi Allah untuk menuntun hidup kita kalau kita benar-benar taat kepada-Nya.

Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman, "Barangsiapa yang mendekati-Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Barang siapa yang mendekati-Ku sehasta, maka aku mendekatinya sedepa. Dan barang siapa yang mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan berlari mendekatinya." Artinya, hati yang tertuju kepada Allah selalu membuahkan tuntunan yang jitu daripada-Nya. Tidak akan meleset langkah-langkah kita kalau sasaran kita benar-benar dipenuhi dengan dzikir kepada Allah.
Satu hal yang harus diingat bahwa yang namanya dzikir itu adalah ingat dalam dimensi pengertian yang sangat luas. Bukan hanya berupa pengucapan kalimah tayyibah semata, melainkan segala aspek yang akan membuat kita ingat dan taat. Karenanya, mendirikan shalat tepat waktu, memperbanyak dan meningkatkan kualitas tahajud memperbaiki mutu membaca Alquran dan sebagainya, semua itu termasuk dalam pengertian dzikrullah. Bila hal tersebut tidak bisa kita lakukan sendiri, maka kita harus masuk ke dalam suatu sistem atau lingkungan yang bisa membuat kita ingat kepada Allah. Ikut serta dalam suatu majelis taklim, misalnya, jelas akan membantu kita selalu ingat kepada-Nya karena suatu majelis taklim selalu akan memulainya dengan membaca basmallah dan mengakhirinya dengan membaca hamdallah. Selain itu, kita pun harus sering bersilaturahmi kepada orang-orang yang dapat mengingatkan kita kepada Allah. Semua ini untuk menunjang konsep keunggulan kita sebelum mempunyai keunggulan yang lain. Dengan unggul dzikir, insya Allah pertolongan-Nya pun akan datang, batin kita akan sejuk, sementara langkah dan sikap pun akan semakin terarah dan tertuntun dengan baik.

Konsep kedua untuk menjadi seorang manusia Muslim yang unggul adalah keunggulan berpikir. Apa yang dimaksud keunggulan berpikir?
Saya melihat ada beberapa orang pengusaha yang sukses dan unggul di kantornya, tetapi ternyata gagal di tempat lain. Kepada saya pernah datang seorang ibu muda yang mengaku istri seorang pengusaha sukses. Ia lantas mengeluhkan tentang suaminya. "Suami saya adalah orang yang sangat pandai. Dulu ketika di kampus ia mahasiswa terbaik di antara teman-temannya. Sekarang di kantor pun meroket kariernya. Tetapi, saya sebulan sekali saja tidak pernah disentuhnya. Di rumah saya benar-benar merasa terhina, terbelenggu, ke mana-mana tidak bisa. Suami saya tidak bisa membina rumah tangga." keluhnya. Sang suami tersebut jelas tidak unggul cara berpikirnya. Dia sangka, yang namanya unggul itu adalah sukses di kantor.

Nah, Sahabat. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan di atas, dapatlah ditegaskan bahwa yang namanya unggul berpikir itu dapat diibaratkan seperti kapal selam yang tengah berada di lautan yang dalam. Dari sana-sini air begitu dahsyat menekan. Belum lagi makhluk-makhluk laut yang buas datang menghadang. Tetapi toh ia tidak tenggelam, bahkan terus melaju dengan tenang. Mengapa demikian? Karena, kapal selam mempunayi sistem yang sangat canggih, sehingga mampu memilah-milah mana yang boleh masuk dan mana yang tidak.

Saya pikir seseorang itu tidak akan unggul dan sempurna di dunia dan di akhirat kalau dia tidak mempunyai sistem berpikir yang baik. Tidak jarang seseorang yang di kantornya begitu dihormati dan dielu-elukan, tetapi di belakangnya disumpah-serapahi sopirnya sendiri. Ini terjadi karena yang bersangkutan tidak bisa memilah-milah urusan, sehingga masalah kantor yang menumpuk di kepala membuahkan sikap kasar dan amarah kepada pembantunya di rumah. Hidup ini memang penuh aneka persoalan. Itulah sebabnya sebuah hasil angket menyebutkan lebih dari 70 persen pengusaha muda dilanda stres. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena begitu banyak input yang tidak usah masuk, tetapi tetap masuk ke dalam pikiran. Kondisi ini tidak akan terjadi terhadap orang yang mampu berpikir unggul. Ketika ujian atau kesulitan menghadang, tidaklah terlalu menjadi masalah karena ia sadar semuanya itu hanyalah bagian dari kehidupan. Setiap input masalah diolah sedemikian rupa, sehinga tidak menjadi beban pikiran, tetapi malah semakin memompa semangat hidup untuk terus maju meraih sukses Ternyata kehebatan berdzikir kepada Allah akan membuat kita tenang, terpelihara, dan tertuntun; tidak akan tergelincir ke dalam hal-hal yang nista. Keunggulan berpikir akan membuat langkah kita strategis dan jitu. Dan keunggulan karya akan membuat kita benar-benar akan bisa bersaing dan punya harga. Tidak bisa tidak. Wallahu'alam.



penulis : KH Abdullah Gymnastiar

referensi : Republika


0 comments:

:. PeRmAtA zAmAn .: