tetaplah disini saudaraku
di jalan keimanan
di jalan keislaman
tetaplah bersama-sama meniti jalan ini sampai usai

kita semua mungkin telah letih
karena perjalanan ini amat panjang dan berliku
tapi, tetaplah disini dan jangan menjauh
yakinlah, kenikmatan yang kita reguk di jalan ini,
jauh lebih banyak ketimbang yang dilakukan orang-orang yang lalai

keindahan yang kita alami disini,
sangat lebih indah daripada keindahan yang kerap dibanggakan
oleh mereka yang jauh di jalan ini

jangan berharap atau tertipu dengan fatamorgana kenikmatan,
keindahan, kebahagiaan semua yang sering kita lihat dari orang-orang yang jauh dari tuntunan Allah swt.

tetaplah disini.....

*dikutip dari buku "Berjuang di Dunia Berharap Pertemuan di Surga"

Suatu hari ketika Rasulullah SAW duduk di antara para sahabatnya, datanglah seorang pemuda dengan agak tergesa-gesa. Sebagai seorang pemuda yang sedang bergelora, ia sering terjerumus kepada perbuatan zina. Ia tahu bahwa perbuatan seperti itu tidak pantas dilakukan, tetapi ia merasa sulit untuk mengatasi gelora nafsunya. Pemuda itu berkata, ‘’Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah aku melakukan perbuatan zina.'’ Gemparlah majelis Rasulullah SAW itu. Untuk apa pemuda itu menanyakan sesuatu yang sudah jelas jawabannya, demikian kata mereka yang hadir. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mencibir pertanyan pemuda itu.

Namun, Nabi Muhammad tetap bijaksana dalam menanggapi pertanyaan pemuda itu. Rasulullah berkata kepada para sahabat, ‘’Suruhlah pemuda itu mendekatiku.'’ Maka pemuda itu pun mendekati beliau. Setelah pemuda itu duduk di dekat beliau, maka dengan lembut Rasulullah SAW berkata kepadanya, ‘’Wahai anak muda, apakah kamu suka bila perzinaan itu dilakukan atas diri ibumu?'’ Ia menjawab, ‘’Tidak. Demi Allah, biarlah Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.'’ Beliau bersabda, ‘’Nah! Demikian perasaan orang lain, ia juga tidak suka bila hal itu terjadi pada diri ibunya.'’

Rasulullah SAW berkata, ‘’Wahai anak muda, apakah kamu rela bila hal itu terjadi atas diri putrimu?'’ Ia menjawab, ‘’Tidak. Demi Allah, biarlah Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.'’ Beliau bersabda, ‘’Nah! Orang lain pun demikian, ia tentu tidak rela bila hal itu terjadi pada diri putrinya.'’ Rasulullah SAW mengajukan pertanyaan serupa jika hal itu menimpa bibi ataupun saudara perempuannya. Pemuda itu mengemukakan jawaban yang sama. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Wahai anak muda, ketahuilah bahwa tidak seorang pun yang rela terhadap perbuatan yang menodai kehormatan keluarganya.'’ Kemudian beliau meletakkan tangan beliau pada pemuda tersebut seraya berkata, ‘’Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya. Sesudah kejadian itu, pemuda tersebut tidak pernah lagi melakukan perbuatan yang menodai kehormatan orang lain. (HR. Ahmad).

Egoisme adalah bagian dari fitrah manusia yang tidak mungkin dihilangkan, untuk itu perlu dikendalikan dengan rasa cinta terhadap sesamanya. Sebab, jika tidak, ia akan melahirkan bencana kemanusiaan. Pemerkosaan, pencurian, perampokan, pembunuhan, dan korupsi itu terjadi karena pelakunya tidak berpikir seandainya yang menjadi korban tindakannya itu adalah dirinya sendiri atau keluarganya. Perzinaan sepasang muda-mudi maupun perselingkuhan suami-istri, meskipun dilakukan atas dasar suka sama suka, niscaya tidak akan terjadi apabila mereka memikirkan kehormatan dan perasaan orang lain atau keluarganya. Allah dengan tegas melarang manusia untuk tidak mendekati zina karena manusia cenderung tidak bisa mengendalikan syahwatnya ketika sudah terjebak dalam asmara. Melihat tayangan porno, membaca cerita pergaulan bebas, mencari kesempatan berduaan dengan yang bukan muhrim, merupakan tahapan mendekati zina yang seharusnya kita hindari supaya masih bisa terlepas dari jebakan yang sulit dikendalikan.

Rasulullah SAW bersabda, ‘’Salah seorang di antara kalian belum dikatakan beriman yang sebenarnya sebelum ia mencintai saudaranya (orang lain) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'’ (HR Bukhari). Marilah kita berempati kepada sesama atas segala ucapan dan tingkah laku kita kepada mereka. (Diambil dari Hikmah Republika)

zwani.com myspace graphic comments
Islam Graphic Comments



Posted by: Amin Idris Category: Skill-komunikasi

Ramai Perdana Menteri Malaysia telah berjaya memberikan impak yang besar kepada Negara kita kerana kehebatan komunikasi yang mereka miliki. Tunku Abdul Rahman, Tun Abdul Razak, Tun Hussien Onn, Tun Dr Mahathir adalah contoh hebat yang terlintas di pemikiran saya. Dari sudut pemimpin Barat, saya bukanlah seorang pengkagum Amerika, tetapi saya cukup tertarik dengan bakat komunikasi yang di pamerkan oleh Ronald Reagen. Di awal kariernya, beliau bermula sebagai DJ radio. Ketika usianya di awal 20-an beliau menjadi seorang DJ yang popular di barat tengah. Beliau juga serangkali mengacarakan perlawanan-perlawanan siaran langsung.

Sepanjang kariernya, Reagen mempamerkan keupayaan luar biasa ketika berhubung dan berkomunikasi dengan orang lain. Bukti yang paling jelas adalah ketika beliau memimpin di Rumah Putih. Ketika mengumumkan keputusannya untuk bertanding berebut kerusi Presiden pada tahun 1980 (kebetulan sekarang musim pilihanraya umum Malaysia :)), beliau menggagaskan visinya di dalam kempen secara jelas dan ringkas dengan menyatakan;

Mesej saya untuk anda semua mestilah kepada 5 perkataan ringkas yang sering kita dengar. Tiada teori-teori besar ekonomi leteran pada falsafah politik. Tetapi hanya 5 perkataan sahaja: keluarga, pekerjaan, kejiranan, kebebasan dan keadilan.

Mungkin kita tidak mempunyai cita-cita ataupun berpeluang untuk memimpin negara sepertimana Perdana Menteri-Perdana Menteri kita, tetapi kita tetap perlu memiliki keupayaan berkomunikasi. Kejayaan perkahwinan anda, pekerjaan dan perhubungan sesama manusia benar-benar bergantung kepada komunikasi.

Kita takkan jadi MAGNETIK jika orang tidak tahu apa yang kita mahu dan di mana hala tuju kita. Anda mungkin boleh menjadi seorang yang berkomunikasi yang berkesan jika anda mengikuti 4 asas di bawah;

· Mudahkan mesej anda

· Pandang dan lihat

· Tunjukkan kebenaran

· Dapatkan respon



Posted by: Amin Idris Category: Skill-komunikasi

Hari ni saya berkongsi dengan anda 7 langkah bagaimana seorang tokoh Timur Tengah menjadi Magnetik. Tokoh yang saya maksudkan ialah Mustafa Masyhur. Beliau adalah salah seorang Mursyidul Am (Spiritual Leader) ke-5 kepada sebuah pertubuhan Islam yang memulakan gerakan mereka lebih 60 tahun yang lalu di Mesir; Ikhwanul Muslimin.


Mustafa Masyhur memperkenalkan teknik bagaimana untuk memenangi hati dan mempengaruhi individu seterusnya membimbing mereka untuk bersama dalam perjuangan Ikhwanul Muslimin. Namun tips ini berguna bukan hanya untuk Ikhwanul Muslimin tetapi untuk sesiapa sahaja. Mari kita lihat 7 Tips Mustafa Masyhur;

  1. Mewujudkan hubungan silaturrahim dan perkenalan (ta’aruf dengan mad’u)
  2. Membangunkan iman yang lumpuh di jiwa mad’u
  3. Menolong menyelesaikan masalah
  4. Menjelaskan konsep ibadah yang syumul (sempurna)
  5. Tidak mencukupi muslim hanya pada diri sendiri sahaja.
  6. Kepentingan bersama dalam organisasi dakwah
  7. Organisasi yang patut dipilih dan disertai

*ni aku dpt dari emel... kebetulan mmg tgh cari asal-usul kalender...ni lah yg ku dpt tp lam English..mg2 dpt mnfaat dr bahan ni...

HISTORY OF CALENDARS

Allah Ta’ala says, 'It is He Who made the sun a shining object and the moon as a light and measured out its (their) stages, that you might know the number of years and the reckoning. Allah did not create this but in truth. He explains the verses in detail for people who have knowledge.’ (10:6)

Throughout history, different civilizations have devised numerous ways of keeping track of time, and documenting the days as they pass, culminating into various calendar systems. The following article recounts the development of many of these calendars and shows how they are tied to the religious beliefs of the people.

Of the variety of calendars in use today, probably the most well known,are the Chinese, Hebrew, Islamic, and Gregorian time keeping systems. While each of these systems is unique in how it is used, they all share a set of common features, even borrowing from each other in ways that are not easily recognized. Like all great efforts that require the dedicated collective work of a group of people, the establishment of a time-keeping system is no trivial matter. It required knowing how to make observations, knowing which observations to make, and knowing how to keep records over a long period of time.

The kinds of observations involved in these cases are movements, appearances, and locations of objects in the sky that sometimes took months and even years to be seen just once. In order to recognize and establish patterns of movements, observations had to be recorded and passed on to succeeding generations. What makes this process especially remarkable is that since it took so long, it required people in later generations who were actually interested enough to sustain the observations. If certain key observations were not recorded, then critical links in the chain of observations would be missing, thus fragmenting people's understanding and lengthening the process considerably.

A very big incentive, whose importance was well understood among certain individuals, must have existed to stimulate so much interest.

DRIVING FORCES

At stake was the capability to anticipate the future and plan for it. Those individuals who diligently did this work were held in high regard. Not only did they have to possess the skills to make and record the observations, but also they had to be intelligent enough to derive a solid understanding of the results and have the ability to provide a clear explanation to others.

It is no accident that these individuals, in the case of the earliest calendars to be used by humanity, were mostly "priests." About 5000 years ago, on the banks of the Tigris and Euphrates Rivers, people who held this position were responsible for administering the land on behalf of the gods and of the gods' earthly representative, the king. This was not an easy job, because to build a civilization out of the mixture of swamp and desert that made up lower Mesopotamia, a network of dikes and ditches for drainage, and irrigation was needed.

Building and maintaining these systems required the coordinated labor of a lot of men. Unfortunately, these people rejected the guidance given them, and believed that false gods were responsible for the prosperity of the kingdom. They thought that these gods had to be appeased with prayer and sacrifice on certain "holy days," and that these ceremonies had to be held on the same day in each town.

For all of this to work, a time-keeping system was essential. The fusion of religion and time-keeping began more than 5000 years ago, and still exists today. The driving forces of anticipating the future, preparing for it, and coordinating the work of people are ever significant and so pervasive in a society. A study of any of the calendars in use today anywhere in the world will reveal the dynamic interoperability of these driving forces. All of the time-keeping systems continue to undergo refinement in their implementation primarily because of these important issues.

The importance does not come from what we usually think of when we routinely use a calendar. "Let's bring together a group of people who are concerned about the way things are going on this project next week - Thursday, the 12th of May, at 6 p.m.," are the words that a manager might use. In this case, we normally say that all we really care about is that everyone understands when we're supposed to meet. We say that the name of the day or month, and the particular time-keeping system that we use, is really not important.

Try changing the name of the day or the month. Or try using a different time-keeping system, then see what happens.

As an example of the importance of the names used in time-keeping systems, consider some of the events surrounding the Roman Emperor Constantine' s impact on the calendar in use during his day. One of the first major changes that he made was to decree the reordering of the calendar, establishing Sunday as the first day in a seven-day week.

This decree led to controversy because it blatantly rejected the long-held observance of Saturday as the Sabbath by Jews and Roman pagans, who had set aside Saturday - Saturn's day - as a day to rest and worship. Among other reasons, the seven-day week was popular among the Romans because of its astrological significance. In Constantine' s time, seven was thought to be important because it matched the number of planets (including the sun and the moon) then thought to be in the sky.

It was thought that each planet "controlled" a day of the week. The Romans replaced these names with their own planet-gods. For instance, the day of Nabu, the Babylonian god of the scribes, became in Latin the day of Mercurius, the Roman god of communication. This name survives today as Mercredi in French, miercoles in Spanish, and so on across the Roman languages.

In English, however, the day of Nabu is known as Wednesday. This seems to come from the fact that the seven-day week did not become established in Britain until the era of the Anglo-Saxon conquests in the fifth century. These invaders wanted to take on some of the Roman practices, but kept their own pagan religion and gods.

Consequently, Nabu in Babylon became Mercurius in Rome, but became Woden the god of poetry in Britain. Centuries later this Mesopotamian- Roman-German- British astrological connection has spread to scores of countries around the world, as people from Hong Kong to Hawaii pay tribute to otherwise forgotten gods every time they mention the word Wednesday.

It might seem that today people don't actually care about religious issues and time-keeping, therefore it should be easy to pull out whatever religious issues that has been traditionally part of this time- keeping system and put them into a separate system of its own. Try that, and see what happens.

Khalil Ahmad
Al-Jumu'ah Vol.11 Issue1


Sabar
Munsyid : Alarm Me


Jangan jadi orang tidak sabar
Terus bersabar tetapkan bersabar
Sabar itu sebahgian iman
Jadikan ia satu amalan

Awan tidak sentiasa mendung
Langit yang cerah pasti akan datang
Ombak tidak sentiasa menggulung
Menghempas bahtera di laut
Kadangkala tenang
Mendamaikan hati yg rawan

Begitulah satu gambaran
Orang yang diduga dalam kehidupan
Pastinya kan tiba kemudahan
Ganjaran iman di sisi tuhan

Awan tidak sentiasa mendung
Langit yang cerah pasti akan datang
Ombak tidak sentiasa menggulung
Menghempas bahtera di laut
Kadangkala tenang
Mendamaikan hati yg rawan

Kata pujangga orang yg bersabar umpama sang pahlawan
Gagah berani ia digeruni berkorban rela mati

Jangan jadi orang tidak sabar
Terus bersabar tetapkan bersabar
Sabar itu sebahgian iman
Jadikan ia satu amalan

Doa Mencintai Allah:
Ya ALLAH kurniakanlah rasa cintaku pdMu... dan cinta pd insan yg mencintaiMU.. dan beramal dgn amalan yg membawa pd cintaMU..aminn ya Rabb...


Doa Srikandi Solehah:
(Moga2 diriku kelak akan digolongkan Allah dlm golongan ini...amiinn)

Ya Allah
Sekiranya suami ku ini adalah pilihan Mu diArash
Berilah aku kekuatan dan keyakinan untuk terus bersamanya
Sekiranya suami ku ini adalah suami yg akan membimbing tanganku dititianMu
Kurniakanlah aku sifat kasih dan redha atas segala perbuatannya
Sekiranya suami ku ini adalah bidadara untuk ku di Jannah Mu
Limpahkanlah aku dengan sifat tunduk dan tawaduk akan segala perintahnya
Sekiranya suami ku ini adalah yang terbaik untukku di DuniaMu
Peliharalah tingkah laku serta kata-kataku dari menyakiti perasaannya
Sekiranya suami ku ini jodoh yang dirahmati olehMu
Berilah aku kesabaran untuk menghadapi segala kerenah dan ragamnya

Tetapi Ya Allah
Sekiranya suami ku ini ditakdirkan bukan untuk diriku seorang
Kau tunjukkanlan aku jalan yg terbaik untuk aku harungi segala dugaanMu
Sekiranya suami ku tergoda dengan keindahan dunia Mu
Limpahkanlah aku kesabaran untuk terus membimbingnya
Sekiranya suami ku tunduk terhadap nafsu yang melalaikan
Kurniakanlah aku kekuatanMu untuk aku memperbetulkan keadaanya
Sekiranya suami ku menyintai kesesatan
Kau pandulah aku untuk menarik dirinya keluar dari terus terlena

Ya Allah
Kau yang Maha Megetahui apa yang terbaik untukku kau juga yang Maha Mengampuni segala kesilapan dan ketelanjuranku
Sekiranya aku tersilap berbuat keputusan
Bimbinglah aku ke jalan yang Engkau redhai
Sekiranya aku lalai dalam tanggungjawabku sebagai isteri
Kau hukumlah aku didunia tetapi bukan diakhiratMu
Sekiranya aku engkar dan derhaka
Berikanlah aku petunjuk kearah rahmatMu

Ya Allah sesungguhnya
Aku lemah tanpa petunjukMu
Aku buta tanpa bimbinganMu
Aku cacat tanpa hidayahMu
Aku hina tanpa RahmatMu

Ya Allah
Kuatkan hati dan semangatku
Tabahkan aku menghadapi segala cubaanMu
Jadikanlah aku isteri yang disenangi suami
Bukakanlah hatiku untuk menghayati agamaMu
Bimbinglah aku menjadi isteri Soleha

Hanya padaMu Ya Allah ku pohon segala harapan
Kerana aku pasrah dengan dugaanMu
Kerana aku sedar hinanya aku
Kerana aku insan lemah yg kerap keliru
Kerana aku leka dengan keindahan duniamu
Kerana kurang kesabaran ku menghadapi cabaranMu
Kerana pendek akal ku mengharungi ujianMu

Ya Allah Ya Tuhanku...
Aku hanya ingin menjadi isteri yang dirahmati
Isteri yang dikasihi
Isteri yang solehah
Isteri yang sentiasa dihati

Amin, amin Ya Rabbal Allamin..

JADIKANLAH DAKU SRIKANDI
PENYEJUK DI MATA..
PENAWAR DI HATI..
DI DUNIA DAKULAH PENYERI
DI SYURGA MENANTI DAKU BIDADARI......

:. PeRmAtA zAmAn .: